Nadham Zainiyah

Nadham Zainiyah

Jumat, 21 Maret 2014

TEKS NADHAM ZAINIYAH


Teks Nadham Zainiyah
 2 Rajab 1431 H


Bismillah ku mulai kalam untuk mengunduh berkah
Kuhirup nafas dedalam ku panjatkan hamdallah

Rahmat keagungan dan juga keselamatan
Moga terlimpah curah pada Nabi kecintaan

Dalam kehendak manusia terbagi dua
Yang pertama sungguh menginginkan dunia

Yang kedua gemar merindukan akhiratnya
Kawan duhai kawan pilihlah yang kedua

Dunia dan akhirat bagai debu dan sahara
Terlampau jauh dalam hal perbedaannya

Begitu pula dalam hal keuntungannya
Namun banyak manusia tertipu tak berdaya

Cinta dunia pangkal segala bencana
Cinta akhirat permulaan yang mulia

Dunia tempat singgah yang penuh dengan godaan
Akhirat tempat kembali sungguh penuh kenikmatan

Nikmat akhirat dilimput keabadian
Tak lekang oleh ruang tak lapuk oleh zaman

Sebagai balasan atas semua perbuatan
Kecil ataupun besar semua tak terlewatkan

Godaan dunia sungguh beraneka warna
Membuat manusia lupa asal muasalnya

Mencemar jiwa hilanglah kemurniannya
Mengeruh wajah musnahlah cahayanya

Godaan terbesar pria adalah para wanita
Godaan terbesar wanita yakni cinta akan harta

Perhatikan niatmu kawan teliti setiap keinginan 
Adakah Allah disana sebagai maksud dan tujuan

 Banyak niat tersembunyi yang tiada kau sadari
Muncul ke permukaan hati saat sesuatu terjadi

Cepat-cepatlah ingat tuluskan semua niat
Jadikan keterjadian agar kau bertambah dekat

Gerak mendekat padaNya sebuah penyucian
Menjauh dariNya bertumbuhnya kekotoran

Hilangkan dirimu, tegaskan Dia adanya
Benamkan dirimu dalam lautan cintaNya

Tiada daya dan tiada kekuatan
Cukuplah Dia kokoh sebagai tambatan

Hati yang rindu akan sebuah perjumpaan
Mengalir air mata betapa ingin menatapNya

“Allah puji bagiMu puji yang sederhana
Mengalun dari jiwa hamba yang penuh dosa

Tarik hamba genggam hamba jangan Engkau lepaskan
Hancur lebur diri hamba tatkala Kau tinggalkan

Allah puji bagiMu puji dalam rahmatMu
Segala kesempurnaan sungguh hanya milikMu

 Hamba fakir, hamba fana, hanyut dalam WujudMu
Baqa hamba, wujud hamba, tergantung kuasaMu

 Allah puji bagiMu ku bersyukur padaMu
Atas sgala sempurna yang kau titipkan padaku

Ku rela Kau perlakukan sesuai kehendakMu
Sungguh Engkau Tahu, benarlah aku tak tahu

 Apapun yang Kau beri, apapun yang terjadi
Selalu lah yang terbaik, meski meremas hati

Kuatkan aku Allah, untukMu aku bersabar
 Dekatkan aku Allah, meski diri ini terbakar

 Ku lemah tak berdaya, tatkala tanggung derita
Berkat cintaMu sungguh aku kuat menerima

Berserah sepenuhnya, cukuplah Engkau pelita
 Selain Mu duhai Allah, ku tak ingin apa-apa

Akhirnya ku memuji puji Alhamdulillah
Shalawat dan salam pada Rasul syafa’ah

Munajatku hanya munajat yang sungguh tiada pantas
Berharap ku berharap diri lekas terbebas”

Duhai kawan jagalah jiwa slalu berserah
Berlomba-lomba dalam ikhlas beribadah

Yang terutama shalat, jangan sampai terlambat
Daraslah Quran Mulia, sepenuh rasa menghayat

Zikir seiring nafas penghancur nafsu yang keras
Angkat Laa dari pusar hingga kepala teratas

 Hantamkan ilaha pada lambung yang kanan
Ke kiri tepat jantung, illallah kuat kau hunjamkan

Segala dalam Islam, hanya empat tujuan
Pertama kesucian, kedua kedermawanan

Ketiga keadilan, keempat kerendahan hati
Islam dalam satu makna, adalah ikhlas mengabdi

Inilah akhir kalam yang penuh keterbatasan
Dari hamba al fakir, Muhammad Zainur Rakhman

 Moga jadi amalan, moga mendapat ampunan
Berikut ayah bunda, serta istri kesayangan

 ***

SYARAH NADHAM ZAINIYAH


Pembukaan


Bismillah ku mulai kalam untuk mengunduh berkah/ Kuhirup nafas dedalam ku panjatkan hamdallah/ Rahmat keagungan dan juga keselamatan/ Moga terlimpah curah pada Nabi kecintaan

Bagian pembukan terdiri tiga hal yang digunakan sebagai kunci sebuah amalan ataupun doa, yakni: Basmallah, Tahmid, dan Sholawat serta Salam. Basmallah digunakan sebagai pengundang keberkahan, yakni bertambahnya kebaikan dengan kebaikan, atau berlipat-lipatnya kebaikan. Di dalam basmallah terhadap rahasia dan kunci alam semesta. Basmallah bagaikan tombol yang berfungsi sebagai copy sekaligus paste yang bekerja secara otomatis. Di dalamnya, ada ismul a’dhom, dan dua asmaul husna yang paling utama. Segala macam kekuatan merusak akan menjadi tawar dengannya, segala sesuatu yang menjadi penghalang akan hilang, semua jenis tutup akan terbuka.

Berikutnya adalah tahmid. Tahmid merupakan ungkapan rasa syukur sekaligus legalitas atas suatu amalan. Pembacaan yang diiringi dengan hirupan nafas, akan menyatukan seluruh jiwa, dan merefresh jiwa semesta, sehingga segala goncangan akan diseimbangkan, dan energi kebaikan akan melimpah sempurna beriringnya prasangka baik dari sang pemuji. Setiap nafas yang diiringi pujian kepada Pemelihara Alam, akan meredam setiap gejolak keburukan, penyimpangan, dan munculnya benda-benda yang menghalangi cahaya sehingga timbul bayang-bayang. Semakin kuatnya penghayatan dalam pujian, maka semakin kuat pula gelombang yang akan dipancarkan untuk menetralkan setiap energi negatif yang muncul dari hawa nafsu, dan memberikan nuansa kedamaian yang bisa dirasakan dalam jiwa maupun nuansa yang bisa dirasakan pada alam dan kehidupan. Aroma kedamaian akan merasuk, orgasme spiritual akan mencapai puncaknya. Nah, saat itulah, kekuatan sholawat dan salam, sebagai wasilah adanya pelimpahan Nur Muhammad, akan berguna sebagai pengekalan energi-energi kebaikan yang telah ada, dan melipatgandakan menjadi berkali-kali lipat.


Pembagian Kehendak


Dalam kehendak manusia terbagi dua/ Yang pertama sungguh menginginkan dunia/ Yang kedua gemar merindukan akhiratnya/ Kawan duhai kawan pilihlah yang kedua

Segala yang manusia lakukan berangkat dari dua kecenderungan tersebut, duniawi atau ukhrawi. Meskipun pada bentuk lahiriahnya, tidak bisa ditentukan mana-mana aktifitas yang bernilai dunia, dan mana-mana yang bernilai akherat. Amalan dunia yang diniati untuk meraih keridhaan Allah, bernilai akherat. Sebaliknya, sholat yang merupakan amalan akherat, bisa menjadi bernilai dunia, jika niatnya adalah untuk selain Allah. Riya dan tidaknya suatu amalan, ikhlas dan tidaknya sebuah ibadah, tergantung fokusnya kepada siapa, Allah atau selain Allah. Jika Njenengan kepengin dianggap rendah hati oleh orang-orang, berarti Njenengan sombong. Jika Njenangan mengakui bahwa Njenengan sombong, tidak terluka jika ada orang yang mengatakan Njenengan orangnya sombong suka pamer, berarti Njenengan rendah hati.


Perbandingan Keuntungan


Dunia dan akhirat bagai debu dan sahara/ Terlampau jauh dalam hal perbedaannya/ Begitu pula dalam hal keuntungannya/ Namun banyak manusia tertipu tak berdaya/ Cinta dunia pangkal segala bencana/ Cinta akhirat permulaan yang mulia/ Dunia tempat singgah yang penuh dengan godaan/ Akhirat tempat kembali sungguh penuh kenikmatan/ Nikmat akhirat dilimput keabadian/Tak lekang oleh ruang tak lapuk oleh zaman/ Sebagai balasan atas semua perbuatan/ Kecil ataupun besar semua tak terlewatkan

Dunia itu debu, sedangkan akherat padang pasirnya, bisa dibayangkan betapa jauh perbandingan antara debu dan padang pasir. Setiap niatan kecenderungan yang bernilai dunia, akan membebani seseorang sehingga meluncur menuju kehinaan, jauh dari Allah. Sebaliknya, niatan yang bernilai dan berorientasi akherat, adalah sebuah permulaan untuk menuju sebuah kemuliaan. Dunia dan akherat yang dimaksud disini adalah niat kecenderungannya, bukan bentuk lahiriah amalannya. Kita sering tertipu dengan kesan akherat, padahal sebenarnya dunia, juga kesan dunia sebenarnya akherat. Bukan mengejar kesan, siapapun yang mengejar kesan, pandangannya masih diliputi makhluq, tidak akan pernah mencapai hakikat kesejatian. Untuk itulah diperlukan asma dan ajian. Yakni, Asma’ Ndableg Rajeh, dan Ajian Ndablong Saketi. Asma’ Ndableg Rajeh, bisa Njenengan kuasai ketika Njenengan tidak lagi sakit hati terhadap celaan dan penghinaan dari manusia, tidak mengharap dihargai, tidak mengharap dipuji, tidak mengharap apa-apa, hati Njenengan begitu diliput oleh Allah, sehingga apapun yang diperbuat makhluq terhadap Njenengan, baik itu yang berupa keadilan atau kezaliman, Njenengan terima dengan ikhlas. Ikhlas menerima pujian itu lebih susah dari ikhlas menerima celaan lho. Kemudian untuk Ajian Ndablong Saketi, akan Njenengan kuasai ketika Njenengan bisa berbuat dengan penuh kebebasan, tanpa tendensi, tanpa melihat makhluq, pokoknya nggak takut malu, dipermalukan, bebas, tidak terbelenggu pekewuh, ngga mikir sopan atau tidak, soalnya setiap saat berhadapan dengan sang khaliq, bergerak atas dasar kata hati.


Rumusan Masalah


Godaan dunia sungguh beraneka warna/ Membuat manusia lupa asal muasalnya/ Mencemar jiwa hilanglah kemurniannya/ Mengeruh wajah musnahlah cahayanya/ Godaan terbesar pria adalah para wanita/ Godaan terbesar wanita yakni cinta akan harta

Yang dimaksdud godaan digambarkan sebagai berikut: saat Njenengan sibuk memandang Allah, nah tiba-tiba Njenengan melirik atau memalingkan pandangan kepada selain Allah, itu namanya Njenengan tergoda. Secara umum, godaan laki-laki itu wanita, dan godaan wanita itu harta. Kalau ada laki-laki yang tergoda dengan harta melebihi ketergodaan terhadap wanita, itu berarti memiliki sisi feminin. Kalau wanita tergoda dengan kegantengan laki-laki melebihi ketergodaan terhadap harta, itu berarti memiliki sisi maskulin. Setiap bentuk palingan akan mengurangi kejernihan wajah dan terhalangnya cahaya ilahi. Setiap bentuk godaan yang dituruti akan menimbun kemurnian, sehingga kepalsuan-kepalsuan akan mendominasi, dan hidup tak lebih dari kepura-puraan, jauh dari ‘sejatining urip’.


Rumusan Penyelesaian


Perhatikan niatmu kawan teliti setiap keinginan/ Adakah Allah disana sebagai maksud dan tujuan/ Banyak niat tersembunyi yang tiada kau sadari/ Muncul ke permukaan hati saat sesuatu terjadi/ Cepat-cepatlah ingat tuluskan semua niat/ Jadikan keterjadian agar kau bertambah dekat

Setiap saat, godaan akan datang, ujian bertambah berat seiring bertambahnya tingkatan, oleh karena itu, yang paling penting adalah kedekatan dengan Allah, itu yang harus menjadi orientasi dan bingkai segalanya. ‘Dalam rangka mendekat’ adalah kaidah untuk setiap aktifitas dan gerak kita. Jatuh bangun tak masalah, jika terus berlari mendekat kepada Nya.


Asas


Gerak mendekat padaNya sebuah penyucian/ Menjauh dariNya bertumbuhnya kekotoran/ Hilangkan dirimu, tegaskan Dia adanya/ Benamkan dirimu dalam lautan cintaNya/ Tiada daya dan tiada kekuatan/ Cukuplah Dia kokoh sebagai tambatan/ Hati yang rindu akan sebuah perjumpaan/ Mengalir air mata betapa ingin menatapNya

Inilah asas atau pondasi dalam setiap aktifitas. Pokoke sing penting iku, Allah. Kita berharap sebuah perjumpaan agung, nanti pada saatnya. Maka, barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia melakukan amal shaleh, dan tidak menyekutukan Tuhan dengan sesuatupun (al Kahfi, ayat terakhir).


Munajat


“Allah puji bagiMu puji yang sederhana/ Mengalun dari jiwa hamba yang penuh dosa/ Tarik hamba genggam hamba jangan Engkau lepaskan/ Hancur lebur diri hamba tatkala Kau tinggalkan//

 Allah puji bagiMu puji dalam rahmatMu/ Segala kesempurnaan sungguh hanya milikMu/ Hamba fakir, hamba fana, hanyut dalam WujudMu/ Baqa hamba, wujud hamba, tergantung kuasaMu//

Allah puji bagiMu ku bersyukur padaMu/ Atas sgala sempurna yang kau titipkan padaku/ Ku rela Kau perlakukan sesuai kehendakMu/ Sungguh Engkau Tahu, benarlah aku tak tahu//

Apapun yang Kau beri, apapun yang terjadi/ Selalu lah yang terbaik, meski meremas hati/ Kuatkan aku Allah, untukMu aku bersabar/ Dekatkan aku Allah, meski diri ini terbakar//

Ku lemah tak berdaya, tatkala tanggung derita/ Berkat cintaMu sungguh aku kuat menerima/ Berserah sepenuhnya, cukuplah Engkau pelita/ Selain Mu duhai Allah, ku tak ingin apa-apa//

Akhirnya ku memuji puji Alhamdulillah/ Shalawat dan salam pada Rasul syafa’ah/ Munajatku hanya munajat yang sungguh tiada pantas/ Berharap ku berharap diri lekas terbebas”

Munajat ini dibaca pada pagi dan sore. Isi munajat ini akan dipahami dengan sendirinya oleh yang mendawamkan. Dan secara bertahap, seseorang akan dipandu menuju Allah.


Thariqah


Duhai kawan jagalah jiwa slalu berserah/ Berlomba-lomba dalam ikhlas beribadah/ Yang terutama shalat, jangan sampai terlambat/ Daraslah Quran Mulia, sepenuh rasa menghayat/ Zikir seiring nafas penghancur nafsu yang keras/ Angkat Laa dari pusar hingga kepala teratas/ Hantamkan ilaha pada lambung yang kanan/ Ke kiri tepat jantung, illallah kuat kau hunjamkan

Dalam berjalan menuju Allah, caranya adalah dengan berpasrah, dan berusaha dalam keikhlasan. Ada tiga amalan utama sebagai kendaraan dalam jalan menuju Allah, yakni: Sholat wajib di awal waktu dan shalat tahajud serta dhuha yang didawamkan, lalu mendaras al Qur’an dengan penuh kekhusyukkan dalam rangka dialog dengan Allah, meskipun tidak tahu maknanya. Terakhir, adalah zikir dengan metode nafas, yakni bertujuan untuk memberikan kekuatan kepada Akal sehat, agar bisa mengalahkan nafsu lawwamah yang letaknya di lambung kanan, dan juga nafsu amarah yang letaknya pada jantung. Dengan tiga komponen amalan tersebut, diharapkan bisa menjadi kendaraan yang canggih dan tahan banting menuju Allah.

Ketiganya, yang dipentingkan adalah penghayatan, bukan seberapa banyaknya. Saat sholat di awal waktu, pemahamannya adalah untuk memposisikan diri dalam siklus ilahi, sehingga segala sesuatu yang ada diantara satu sholat dengan sholat yang lain, akan berada dalam pengurusan dan penjagaan terbaik dari Allah. Selain itu, adalah sebagai penghargaan dan bukti kuatnya rasa cinta, untuk terus menerus cari perhatian (caper) sama Allah, menunjukkan kesungguhan dan rasa kangen, dalam setiap mikraj pertemuan dengan Allah, salik selalu sudah berada ditempat sebelum dipanggil melalui adzan. Ini menunjukkan sebuah totalitas penyembahan, totalitas pengabdian, dan dengan ini segala pintu-pintu syirik akan ditutup, semua pintu kemunafikan, akan dikunci. Kemudian, untuk tahajud dan dhuha, adalah sebagai ibadah tambahan, yang dalam hal ini, sekali lagi adalah sebagai bukti, bahwa dalam waktu-waktu yang tak diwajibkan pun, salik ingin selalu menghadap, ingin bertemu, ingin melepas rindu, ingin mikraj, apapun imbalan yang diberikan, itu tak jadi soal, karena yang terpenting adalah Allah sendiri, bukan yang lain. Dalam hal mendaras KalamNya pun, bukan berapa lembar yang menjadi perhitungan, akan tetapi seberapa trenyuh hati tatkala membaca kata-kata dari Allah, seberapa hangat hati tatkala membunyikan satu per satu ayat, hingga air mata pun tak bisa dibendung. Terakhir untuk zikir, maka ketepatan nafas dan konsentrasi alir-alur agar diperhatikan, mulai dari pusar ke atas pucuk kepala, untuk menutup segala bisikan dari syetan, kemudian dihantamkan secara mental konsentratif ke lambung kanan, dan dengan kekuatan total ke arah jantung. Maka pada saat ke atas, adalah saat penarikan nafas, saat ke kanan adalah penahanan nafas, dan pada saat ke kiri adalah penghembusan nafas.


Fikroh


Segala dalam Islam, hanya empat tujuan/ Pertama kesucian, kedua kedermawanan/ Ketiga keadilan, keempat kerendahan hati/ Islam dalam satu makna, adalah ikhlas mengabdi

Penyusun memahami Islam dalam kerangka tujuan empat hal tersebut. Wujud Islam yang penyusun yakini, adalah memuat empat hal tersebut. Maka mewujudkan empat hal tersebut dalam diri, dalam keluarga, dalam masyarakat, komunitas, dan kehidupan berbangsa dan bernegara, itulah yang disebut dakwah. Dan jika ditanya, apa itu Islam, maka jawaban yang memuat segala tentang Islam, adalah keikhlasan (al Bayyinah). Karena hanya ‘mukhlisin’ yang tidak bisa disesatkan oleh iblis. Inilah fikrah penyusun, tentang Islam. Wallahu a’lam.

Kesucian : Hati menampung Allah semata.
Kedermawanan : Hati memancarkan cinta kasih yang diwujudkan dalam amal perbuatan.
Keadilan : Hati memandang segala sesuatu sesuai dengan proporsinya, apa adanya.
Kerendahan hati : Hati mengetahui betul posisi diri yang bukan siapa-siapa.


Penutup


Inilah akhir kalam yang penuh keterbatasan/ Dari hamba al fakir, Muhammad Zainur Rakhman/ Moga jadi amalan, moga mendapat ampunan/ Berikut ayah bunda, serta istri kesayangan

Bagaimanapun juga, empat puluh bait ini sungguh-sungguh terbatas. Ditulis oleh seorang abdi yang sangat membutuhkan Tuhannya, bernama Muhammad Zainur Rakhman, lahir malam Sabtu Kliwon, pada tanggal 9 Oktober. Harapannya adalah agar empatpuluh bait sederhana ini bisa menjadi amal shaleh, jariyah, sekaligus ilmu yang bermanfaat bagi para pembaca. Dan mudah-mudahan segala pahalanya mengalir untuk kedua orang tua dan sang istri tersayang.